Menurut Simon (Adisusilo, 2012: 155)
ada berbagai manfaat yang dapat dipetik bila pendekatan klarifikasi nilai
ditetapkan, diantaranya:
1)
Memilih,
memutuskan, mengomunikasikan, mengungkapkan gagasan, keyakinan, nilai-nilai dan
perasaannya.
2)
Berempati
(memahami perasaan orang lain, melihat dari sudut pandang orang lain.
3)
Memecahkan
masalah.
4)
Menyatakan
sikap: setuju dan tidak setuju, menolak atau menerima pendapat orang lain.
5)
Mengambil
keputusan
6)
Mempunyai
pendirian tertentu, menginternalisasikan dan bertingkah laku sesuai dengan
nilai yang telah dipilih dan diyakini.
Menurut Harmin (Adisusilo, 2012: 156), penerapan klarifikasi nilai akan
efektif bila fasilitator atau pendidik:
1)
Bersikap
menerima dan tidak mengadili (nonjudgemental)
pilihan nilai peserta didik, menghindari kesan memberi nasihat, mengurusi
seakan pendidik lebih tahu dan lebih baik.
2)
Membiarkan
adanya kebhinekaan pandangan, dialog dilakukan secara terbuka, bebas dan
individual.
3)
Menghargai
kesediaan peserta didik untuk ikut berpartisipasi (sharing) atau tidak, hindari unsur pemaksaan untuk berpendapat atau
bersikap.
4)
Menghargai
jawaban/ respons peserta didik, tidak memaksakan peserta didik untuk memberi
respons tertentu apabila memang peserta didik tidak menghendakinya.
5)
Mendorong
peserta didik untuk menjawab, mengutarakan pilihan dan mengambil sikap secara
jujur.
6)
Mahir
mendengarkan dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang bersifat mengklarifikasi
nilai hidup.
7)
Mahir
mengajukan/ membangkitkan pertanyaan-pertanyaan yang menyangkut kehidupan
pribadi dan sosial.
a.
VCT Tipe Value Analysis
Fokus utama dalam Value Analysis atau yang sering disebut analisis nilai adalah
membimbing peserta didik agar dapat berpikir logis dan sistematis dalam
menyelesaikan suatu masalah yang mengandung nilai-nilai. Djahiri (Tim Pengembang
Ilmu Pendidikan, 2007: 67) mengemukakan bahwa Value Analysis yaitu pendekatan agar siswa dirangsang untuk
melakukan analisis nilai moral yang ada dalam suatu media/ stimulus mulai dari
analisis seadanya berupa reportasi sampai pengkajian secara akurat/ teliti/
tepat.
Menurut Aunillah (2011: 27) ada berbagai cara yang dilakukan oleh guru
dalam melaksanakan pendekatan value
analysis atau analisis nilai adalah sebagai berikut:
1)
Memperkenalkan
dan menjelaskan kepada peserta didik tentang masalah-masalah nilai, seperti
menjelaskan mengenai korupsi, pencurian, dan lain sebagainya. Semakin lengkap
guru memberikan penjelasan isu-isu tersebut, semakin kuat pemahaman peserta
didik terhadap persoalan yang terjadi di sekitarnya.
2)
Membuat
penilaian atas fakta-fakta itu, kemudian membuat keputusan bersama sebagai
sebuah penyikap atas masalah tersebut.
Pendekatan ini harus melibatkan
peserta didik secara afektif, terutama dalam proses menganalisis nilai secara
objektif yang berasaskan pada fakta yang relevan. Analisis nilai berdasarkan
fakta, lalu dari fakta tersebut dibuat keputusan secara bersama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar