Liana Arum Purwitasari

tanpa tanda jasa
SELAMAT DATANG DI BLOG LIANA ARUM PURWITASARI

Kamis, 30 April 2015

Reportasi Foto

Menurut Romli (2009: 7)  reportasi adalah kegiatan jurnalistik berupa meliput langsung ke lapangan, ke “TKP” (tempat kejadian perkara). Peristiwa yang diliput harus benilai jurnalistik atau bernilai berita (news values), yakni aktual, faktual, penting, dan menarik. Peristiwanya secara garis besar terbagi dua:
1)        Peristiwa yang diduga terjadi atau direncanakan terjadi, misalnya peristiwa perayaan hari ulang tahun, peresmian gedung, deklarasi partai, seminar, dll.
2)        Peristiwa yang tidak terduga kejadiannya, misalnya kebakaran, kriminalitas, kecelakaan lalu lintas.
Menurut Sadiman (2009: 29) diantara media pendidikan, gambar atau foto adalah media yang paling umum dipakai. Dia merupakan bahasa yang umum, yang dapat dimengerti dan dinikmati dimana-mana. Oleh karena itu, pepatah Cina yang mengatakan bahwa sebuah gambar berbicara lebih banyak dari pada seribu kata.
1)        Kelebihan media gambar atau foto :
a)        Sifatnya konkret; foto lebih realistis menunjukkan pokok masalah dibandingkan dengan media verbal semata.
b)        Dapat mengatasi batasan ruang dan waktu. Tidak semua benda, objek atau peristiwa dapat dibawa dikelas, dan tidak selalu bisa anak-anak dibawa ke objek/peristiwa tersebut. Gambar atau foto dapat mengatasi hal tersebut. Air terjun Niagara atau Danau Toba dapat disajikan ke dalam kelas lewat gambar atau foto. Peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa lampau, kemarin, atau bahkan semenit yang lalu kadang-kadang tak dapat kita lihat seperti adanya. Gambar atau foto amat bermanfaat dalam hal ini.
c)        Foto dapat mengatasi keterbatasan pengamatan. Sel atau penampang, daun yang tak mungkin kita lihat dengan mata telanjang dapat disajikan dengan jelas dalam bentuk gambar atau foto.
d)       Foto dapat memperjelas suatu masalah, dalam hal apa saja dan untuk tingkat usia berapa saja, sehingga dapat mencegah atau membetulkan kesalahpahaman.
e)        Foto harganya murah dan gampang didapat serta digunakan, tanpa memerlukan peralatan khusus.
2)        Kelemahan media gambar atau foto:
a)        Gambar atau foto hanya menekankan persepsi indera mata.
b)        Gambar atau foto  benda yang terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan pembelajaran.
c)        Ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar.
Selain itu, ada enam syarat yang perlu dipenuhi oleh gambar atau foto yang baik sehingga dapat dijadikan sebagai media pendidikan, yaitu :
1)        Autentik.
Gambar tersebut harus secara jujur melukiskan situasi seperti kalau orang melihat benda sebenarnya.
2)        Sederhana.
Komposisi gambar hendaknya cukup jelas menunjukan poin-poin pokok dalam gambar.
3)        Ukuran relatif.
Gambar atau foto dapat memperbesarkan dan mengecilkan objek atau benda sebenarnya. Apabila gambar atau foto tersebut tentang benda atau objek yang belum dikenal atau pernah dilihat anak makan sulitlah membayangkan berapa besar benda atau  objek tersebut. Untuk menghindari itu hendaknyadalam foto tersebut terdepat sesuatu yang telah dikenal anak-anak sehingga dapat membatunya membayangkan gambar.
4)        Gambar atau foto sebaiknya mengandung gerak atau perbuatan gambar yang baik tidaklah menunjukan objek dalam keadaan dian tetapi memperlihatkan aktivitas tertentu.
5)        Gambar yang bagus belum tentu baik untuk mencapai tujuan pembelajaran. Walaupun dari segi mutu kosong, gambar atau foto karya siswa sendiri sering kali lebih baik.
6)        Tidak setiap gambar yang bagus merupakan media yang bagus sebagai media yang baik, gambar hendaklah bagus dari sudut seni dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
Menurut Djahiri (1985: 64) ada beberapa langkah dalam melakukan VCT tipe Value Analysis dengan reportasi foto:
1)             Pasang gambar/ foto di papan tulis atau edarkan gambar/ foto tersebut untuk beberapa saat (biarkan anak bergerombol dan berkomentar).
1)             Identifikasi liputan siswa, jangan dahulu dikomentari guru dan jangan diminta alasan temuan.
2)             Klarifikasi masalah: ungkapan terperinci dan argumentasi. (guru merumuskan kejelasan jawaban/ tanggapan siswa sambil mengarahkan ke konsep atau materipelajaran).
3)             Penyimpulan oleh siswa dan pelurusan menuju konsep/ materi pelajaran nilai.

4)             Tindak lanjut kegiatan belajar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar