RANGKUMAN
MATERI
PENGANTAR
EVALUASI PEMBELAJARAN DAN
PERANGKAT
EVALUASI PEMBELAJARAN
di sampaikan sebagai salah satu
tugas kelompok mata kuliah
“Perangkat Evaluasi Pembelajaran”
Dosen Pengampu: Muhammad
Afandi,S.Pd, M.Pd
Di susun oleh:
Kelompok IV
1. Fajar
Indra Syaputra (0901100057)
2. Dwi
Ratna Rahayuni (0901100060)
3. Erika
Nur Laela (0901100061)
4. Ujiati
Cahyaningsih (0901100062)
5. Ajeng
Ayu Vindriatin (0901100063)
6. Rizal
Eko Saputro (0901100072)
7. Wahyu
Nur Hikmah (0901100079)
8. Novi
Rahmawati (0901100082)
9. Teguh
Imam Noviyanto (0901100087)
10. Liana
Arum Purwitasari (0901100090)
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS
KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2012
KATA
PENGANTAR
Puji syukur penyusun
panjatkan atas kehadirat Alloh SWT yang telah berkenan melimpahkan rakhmat,
taufik, serta hidayahNya kepada penyusun sehingga penyusun dapat menyelesaikan
makalah kelompok ini dengan judul “Rangkuman Materi Pengantar Evaluasi
Pembelajaran dan Perangkat Evaluasi Pembelajaran”.
Adapun tujuan dari
penyusunan makalah ini adalah untuk melengkapi tugas kelompok mata kuliah
Perangkat Evaluasi Pembelajaran, pada program studi Pendidikan Guru Sekolah
Dasar, Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
Penyusun menyadari
bahwa makalah ini tidak dapat terselesaikan dengan baik dan lancar apabila
tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam
kesempatan ini penyusun mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada Muhammad Afandi, S.Pd, M.Pd selaku dosen mata kuliah Perangkat Evaluasi
Pembelajaran yang telah membimbing penyusun, dan kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penyusun juga menyadari
sepenuhnya bahwa penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan.Oleh karena itu, penyusun mengharapkan saran dan kritik dari
pembaca, agar kekurangan yang mungkin masih ada dapat diperbaiki dan
disempurnakan di kemudian hari.
Harapan penyusun semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.Amin-amin ya robbal ngalamin.
Purwokerto, 2
Mei 2012
Penyusun
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................. iii
BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar
Belakang ......................................................................... 1
b. Permasalahan
........................................................................... 1
c. Tujuan
...................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
a. Pengukuran............................................................................... 2
b. Evaluasi..................................................................................... 2
c. Tes............................................................................................. 3
d. Tujuan
Pendidikan.................................................................... 4
e. Proses
Pendidikan .................................................................... 5
f. Faktor
Pendidikan ................................................................... 5
g. Ranah
Kognitif ........................................................................ 6
h. Ranah
Afektif .......................................................................... 8
i.
Ranah Psikomotor .................................................................... 9
j.
BSNP ....................................................................................... 11
k. Penilaian
Hasil Belajar Peserta Didik ...................................... 12
l.
Langkah-langkah Pengembangan Penilaian
Tes ...................... 12
m. Tujuan
Penilaian ....................................................................... 13
n. Menganalisis
Dokumen ............................................................ 14
o. Mengembangkan
Kisi-kisi ....................................................... 14
p. Menulis
Soal ............................................................................ 15
q. Pengertian
Teknik Tes .............................................................. 17
r.
Pengertian Teknik Non Tes ...................................................... 19
s. Langkah-langkah
Teknik Tes ................................................... 21
t.
Langkah-langkah Teknik Non Tes ........................................... 23
u. Penskoran
Tanpa Koreksi dan Ada Koreksi Jawaban ............. 26
v. Penskoran
Soal Bentuk Uraian Objektif Dan Uraian Objektif. 27
w. Teknik
Pemberian Skor pada Perangkat Tes............................. 29
BAB III PENUTUP
a. Kesimpulan .............................................................................. 30
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 31
BAB
I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Evaluasi
hasil belajar merupakan aspek penting yang mendukung keberhasilan kegiatan
mengajar belajar (KMB) secara khusus dan kualitas pendidikan secara umum.
Melalui evaluasi hasil belajar dapat diketahui berhasil tidaknya suatu KMB.
Informasi ini sangat penting bagi guru untuk membuat keputusan dan perencanaan
apa yang harus dilakukan selanjutnya sebagai tindak lanjut evaluasi tersebut;
apakah melakukan pengayaan, melakukan remedial, atau apakah melanjutkan KMB
pada topik (pokok bahasan/sub-pokok bahasan) berikutnya. Bila melakukan remedial
kompetensi dasar dan indikator manakah yang perlu menjadi perhatian, juga
pendekatan dan metode apa yang harus digunakan. Bila harus melanjutkan KMB,
apersepsi dan materi prasyarat manakah yang perlu mendapat penekanan.
Dalam makalah ini, akan dibahas materi
pengantar evaluasi pembelajaran, dan perangkat evaluasi pembelajaran.
B. Permasalahan
1. Jelaskan
tentang materi pengantar evaluasi pembelajaran!
2. Jelaskan
tentang materi perangkat evaluasi pembelajaran!
C. Tujuan
1. Mengetahui
materi perangkat evaluasi pembelajaran
2. Mengetahui
tentang materi perangkat evaluasi pembelajaran
BAB
II
PEMBAHASAN
a. Pengukuran
Pengukuran adalah penentuan besaran,dimensi, atau kapasitas,
biasanya terhadap suatu standar atau satuan pengukuran. Pengukuran tidak hanya
terbatas pada kuantitas fisik, tetapi juga dapat diperluas untuk mengukur
hampir semua benda yang bisa dibayangkan, seperti tingkat ketidakpastian, atau
kepercayaan konsumen.
Pengukuran adalah proses pemberian angka-angka atau label
kepada unit analisis untuk merepresentasikan atribut-atribut konsep. Proses ini
seharusnya cukup dimengerti orang walau misalnya definisinya tidak dimengerti.
Hal ini karena antara lain kita sering kali melakukan pengukuran. Pengukuran
atau measurement merupakan suatu proses atau kegiatan untuk menentukan
kuantitas sesuatu yang bersifat numerik. Pengukuran lebih bersifat kuantitatif,
bahkan merupakan instrumen untuk melakukan penilaian. Dalam dunia pendidikan,
yang dimaksud pengukuran sebagaimana disampaikan Cangelosi (1995: 21) adalah
proses pengumpulan data melalui pengamatan empiris.
b.
Evaluasi
Evaluasi
merupakan kegiatan yang membandingkan antara hasil implementasi dengan kriteria
dan standar yang telah ditetapkan untuk melihat keberhasilannya. Dari evaluasi
kemudian akan tersedia informasi mengenai sejauh mana suatu kegiatan tertentu
telah dicapai sehingga bisa diketahui bila terdapat selisih antara standar yang
telah ditetapkan dengan hasil yang bisa dicapai.
Berikut
ini adalah pengertian dan definisi evaluasi :
1.
Mehrens & Lelman, 1978
Evaluasi adalah suatu proses dalam merencanakan, memperoleh,
dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat alternatif -
alternatif keputusan.
2.
Gronlund, 1975
Evaluasi adalah suatu proses yang sistematis untuk menentukan
tujuan atau membuat keputusan sampai sejauh mana tujuan - tujuan pengajaran
telah dicapai oleh siswa
3.
Wrightstone Dkk, 1956
Evaluasi ialah penaksiran terhadap pertumbuhan dan kemajuan
siswa ke arah tujuan - tujuan atau nilai yang telah ditetapkan
4.
I Ketut Gede Yudantara
Evaluasi merupakan kelanjutan dari suatu rencana kerja yang
peranannya sangat dibutuhkan karena evaluasi merupakan latihan yang memperkaya
logika dan analisa.
5.
Sudijono, 1996
Evaluasi pada dasarnya merupakan penafsiran atau interpretasi
yang bersumber pada data kuantitatif, sedang data kuantitatif merupakan hasil
dari pengukuran.
6.
Endang Sri Astuti &
Resminingsih
Evaluasi merupakan pemikiran kritis terhadap keberhasilan dan
kekurangan dalam sebuah program pengembangan diri yang telah dilakukan
seseorang.
7.
Donna L. Wong
Evaluasi adalah langkah terakhir dalam proses pembuatan
keputusan.
8.
Nursalam
Evaluasi adalah proses stimulasi untuk menentukan keberhasilan
Evaluasi adalah proses stimulasi untuk menentukan keberhasilan
9.
Hj. Saminem, SKM
Evaluasi
adalah seperangkat tindakan yang saling berhubungan untuk mengukur pelaksanaan
dan berdasarkan pada tujuan dan kriteria
c. Tes
Untuk meraih atau naik tingkat ke level yang lebih tinggi biasanya dilakukan tes,, jenis-jenis tes tergantung bidang atau level yang akan diraih, termasuk pendidikan atau sekolah, berikut adalah beberapa pengertian tes menurut beberapa ahli yang mengutarakan tentang tes :
Untuk meraih atau naik tingkat ke level yang lebih tinggi biasanya dilakukan tes,, jenis-jenis tes tergantung bidang atau level yang akan diraih, termasuk pendidikan atau sekolah, berikut adalah beberapa pengertian tes menurut beberapa ahli yang mengutarakan tentang tes :
1.
pengertian Tes adalah
alat untuk memperoleh data tentang perilaku individu (Allen dan Yen, 1979: 1).
Karena itu, didalam tes terdapat sekumpulan pertanyaan yang harus dijawab atau
tugas yang harus dikerjakan, yang akan memberikan informasi mengenai aspek
psikologis tertentu (sampel perilaku) berdasarkan jawaban yang diberikan individu
yang dikenaites tersebut (anastari, 1982:22).
2.
Pada buku psychological
Testing, Anastari, (1982:22) menyatakan tes merupakan pengukuran yang obyektif
dan standard. Cronbach menanbahkan bahwa tes adalah prosedur yang sitematis
guna mengopservasi dan member deskripsi sejumblah atau lebih ciri seseorang
dengan bantuan skala numerik atau suatu system kategoris.
3.
Gronlund ( 1968: 4-11 )
merumuskan beberapa prinsip sasar pengukuran prinsip pelajaran, yaitu tes harus
mengukur hasil belajar yang sesuai deengantujuan instruksional, merupakan
sampel yang respresentataif dari materi pelajaran, berisi butuir tes dengan
tipe yang paling tepat, dirancang sesuai tujuan, mempunyai reliabilitas dan
validitas yang baik sehingga hasilnya ditafsirkan dengan tepat guna
meningkatkan hasil belajar siswa.
d. Tujuan Pendidikan
Tujuan
pendidikan adalah suatu factor yang amat sangat penting di dalam pendidikan,
karena tujuan merupakan arah yang hendak dicapai atau yang hendak di tuju oleh
pendidikan. Begitu juga dengan penyelenggaraan pendidikan yang tidak dapat
dilepaskan dari sebuah tujuan yang hendak dicapainya. Hal ini dibuktikan dengan
penyelenggaraan pendidikan yang di alami bangsa Indonesia. Tujuan pendidikan
yang berlaku pada waktu Orde Lama berbeda dengan Orde Baru. Demikian pula sejak
Orde Baru hingga sekarang, rumusan tujuan pendidikan selalu mengalami perubahan
dari pelita ke pelita sesuai dengan tuntutan pembangunan dan perkembangan
kehidupan masyarakat dan negara Indonesia.
Merujuk
pada taksonomi yang dibuat untuk tujuan pendidikan. Tujuan taksonomi ini
pertama kali disusun oleh Benjamin S Bloom, pada tahun 1956. Dalam hal ini, tujuan
pendidikan dibagi menjadi beberapa domain:
1.
Cognitive Domain (Ranah
Kognitif)
adalah kemampuan intelektual.
2.
Affective Domain (Ranah
Afektif)
adalah kemampuan emosi dan minat.
3.
Psycomotor Domain
(Ranah Psikomotor)
adalah ketrampilan motorik halus (menulis) dan motorik kasar
(menendang pintu)
e. Proses Pendidikan
Transformasi
|
Out
Put
|
Input
|
Umpan Balik
·
Input: bahan mentah
(siswa/calon siswa/mahasiswa)
·
Transformasi:
pengolahan (proses terjadinya interaksi siswa dengan guru dalam satu satuan
pendidikan)
·
Out put: hasil
f. Faktor Pendidikan
Faktor
pendidikan menurut Imam Sutari bahwa perbuatan mendidik dan didik memuat factor
factor yang mempengaruhi, dan menentukan. Beberapa diantaranya :
1.
Tujuan pendidikan yang
hendak dicapai
·
“Mewujudkan manusia
yang demokratif dan tanggungjawab”
·
Visi: kognitif,
afektif, psikomotor
·
Misi: cara untuk
mewujudkan visi
2.
Adanya subjek manusia
(Pendidik dan anak didik yang melakukan pendidikan)
3.
Hidup bersama dalam
lingkungan tertentu
4.
Yang memungkinkan alat
alat ttntu untuk mencapai suatu tujuan pendidikan
g. Ranah Kognitif
Ranah
kognitif ada 6 tingkatan:
1.
Pengetahuan
Adalah:
Ø Kemampuan
untuk mengingat teori, sistem, prinsip
Ø Kemampuan
mengingat dan menghafal fakta-fakta yang telah dipelajari
2.
Pemahaman
adalah
kemampuan untuk mengungkap kembali dan mengingat kembali dengan bahasa sendiri
3.
Penerapan
Adalah
seseorang akan muncul ide/ gagasan apa yang diingat dan diterapkan dalam
keadaan yang kongkrit
4.
Analisis
Adalah
mengidentifikasi suatu konponen- komponen dalam suatu yang saling berhubungan
5.
Sintesis
Adalah
penemuan atau menemukan hasil keseluruhan
6.
Evaluasi
Kata
kerja operasional untuk ranah kognitif yaitu:
- Pengetahuan (C1) : Mengutip, Menyebutkan, Menjelaskan, Menggambar, Membilang, Mengidentifikasi, Mendaftar, Menunjukkan, Memberi label, Memberi indeks, Memasangkan, Menamai, Menandai, Membaca, Menyadari, Menghafal, Meniru, Mencatat, Mengulang, Mereproduksi, Meninjau, Memilih, Menyatakan, Mempelajari, Mentabulasi, Memberi kode, Menelusuri, Menulis
- Pemahaman (C2) : Memperkirakan, Menjelaskan, Mengkategorikan, Mencirikan, Merinci, Mengasosiasikan, Membandingkan, Menghitung, Mengkontraskan, Mengubah, Mempertahankan, Menguraikan, Menjalin, Membedakan, Mendiskusikan, Menggali, Mencontohkan, Menerangkan, Mengemukakan, Mempolakan, Memperluas, Menyimpulkan, Meramalkan, Merangkum, Menjabarkan
- Penerapan (C3) : Menugaskan, Mengurutkan, Menerapkan, Menyesuaikan, Mengkalkulasi, Memodifikasi, Mengklasifikasi, Menghitung, Membangun , Membiasakan, Mencegah, Menentukan, Menggambarkan, Menggunakan, Menilai, Melatih, Menggali, Mengemukakan, Mengadaptasi, Menyelidiki, Mengoperasikan, Mempersoalkan, Mengkonsepkan, Melaksanakan, Meramalkan, Memproduksi, Memproses, Mengaitkan, Menyusun, Mensimulasikan, Memecahkan, Melakukan, Mentabulasi, Memproses, Meramalkan
- Analisis (C4) : Menganalisis, Mengaudit, Memecahkan, Menegaskan, Mendeteksi, Mendiagnosis, Menyeleksi, Merinci, Menominasikan, Mendiagramkan, Megkorelasikan, Merasionalkan, Menguji, Mencerahkan, Menjelajah, Membagankan, Menyimpulkan, Menemukan, Menelaah, Memaksimalkan, Memerintahkan, Mengedit, Mengaitkan, Memilih, Mengukur, Melatih, Mentransfer
- Sintesis (C5) : Mengabstraksi, Mengatur, Menganimasi, Mengumpulkan, Mengkategorikan, Mengkode, Mengombinasikan, Menyusun, Mengarang, Membangun, Menanggulangi, Menghubungkan, Menciptakan, Mengkreasikan, Mengoreksi, Merancang, Merencanakan, Mendikte, Meningkatkan, Memperjelas, Memfasilitasi, Membentuk, Merumuskan, Menggeneralisasi, Menggabungkan, Memadukan, Membatas, Mereparasi, Menampilkan, Menyiapkan Memproduksi, Merangkum, Merekonstruksi
- Penerapan (C6) : Membandingkan, Menyimpulkan, Menilai, Mengarahkan, Mengkritik, Menimbang, Memutuskan, Memisahkan, Memprediksi, Memperjelas, Menugaskan, Menafsirkan, Mempertahankan, Memerinci, Mengukur, Merangkum, Membuktikan, Memvalidasi, Mengetes, Mendukung, Memilih, Memproyeksikan
h. Ranah Afektif
Ranah
afektif merupakan kemampuan emosi, minat dan karakter. Yang merupakan ranah
afektif adalah :
1. Penerimaan
Penerimaan merupakan
kemampuan menerima materi yang diberikan giri kepada siswa. Contoh : siswa
dalam mengikuti pelajaran tidak ribut sendiri, sehingga guru dapat menyampaikan
materi dan diterima siswa.
2. Respon
Respon merupakan
kemampuan melibatkan diri dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran
dengan cara berpendapat danmemberi pendapat.
3. Penghargaan/
penilaian
Penghargaan atau
penilaian merupakan kemampuan memberi nilai terhadap stimulus, informasi/ respon/
materi yang diberikan.
4. Pengorganisasian/
mengelola
Pengorganisasian/
mengelola merupakan mengorganisasikan stimulus, materi, informasi yang
disampaikan oleh guru.
5. Karakterisasi/
menghayati
Karakterisasi/ menghayati merupakan
kemampuan mengintegrasikan dan menetapkan nilai menjadi suatu bagian yang
terpadu sehingga membentuk suatu karakter.
Tujuan
penilaian afektif antara lain:
1. Untuk
mendapatkan umpan balik, baik bagi guru maupun siswa sebagai dasar untuk
memperbaiki proses belajar mengajar dan mengadakan program perbaikan.
2. Untuk
mengetahui tingkat perubahan tingkah laku anak didik yang dicapai.
3. Untuk
menempatkan anak didik dalam situasi belajar mengajar yang tepat, sesuai dengan
tingkat pencapaian dan kemampuan serta karakteristik anak didik.
4. Untuk
mengenal latar belakang kegiatan belajar dankelainan tingkah laku anak didik.
Ciri-ciri
Ranah penilaian afektif
1. Perilaku
melibatkan perasaan dan emosi seseorang
2. Perilaku
harus tipikal perilaku seseorang
Kata kerja operasiona untuk ranah afektif yaitu:
- Menerima : Memilih, Mempertanyakan, Mengikuti, Memberi, Menganut, Mematuhi, Meminati
- Menanggapi : Menjawab, Membantu, Mengajukan, Mengompromika, Menyenangi, Menyambut, Mendukung, Menyetujui, Menampilkan, Melaporkan, Memilih, Mengatakan, Memilah, Menolak
- Menilai : Mengasumsikan, Meyakini, Melengkapi, Meyakinkan, Memperjelas, Memprakarsai, Mengimani, Mengundang, Menggabungkan, Mengusulkan, Menekankan, Menyumbang
- Mengelola : Menganut, Mengubah, Menata, Mengklasifikasikan, Mengombinasikan, Mempertahankan, Membangun, Membentuk pendapat, Memadukan, Mengelola, Menegosiasi, Merembuk
- Menghayati : Mengubah perilaku, Berakhlak mulia, Mempengaruhi, Mendengarkan, Mengkualifikasi, Melayani, Menunjukkan, Membuktikan, Memecahkan
i.
Ranah
Psikomotor
Ranah psikomotor merupakan ranah yang berkaitan
dengan keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima
pengalaman belajar tertentu. Ranah psikomotor adalah ranah yang
berhubungan dengan aktivitas fisik misalnya, berlari, melukis, menggambar, memukul,
dan lain sebagainya. Hasil belajar ranah psikomotor tampak dalam bentuk
keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu.
Dalam proses belajar-mengajar di sekolah saat ini,
tipe hasil belajar kognitif lebih dominan jika dibandingkan dengan tipe hasil belajar
bidang afektif dan psikomotoris. Sekalipun demikian tidak berarti bidang
afektif dan psikomotoris dibandingkan sehingga tak perlu dilakukan penilaian.
Tipe hasil belajar ranah psikomotoris berkenaan
dengan ketrampilan atau kemapuan bertindak setelah ia menerima pengalaman
belajar tertentu. Hasil belajar ini sebenarnya tahap lanjutan dari hasil
belajar afektif yang baru tampak dalam kecenderungan-kecenderungan untuk
berperilaku.
Dalam ranah psikomotor
terdapat 4 tingkatan, yaitu:
1.
Menirukan
adalah
kemampuan menirukan tindakan apa yang ditirukan oleh guru.
2. Memanipulasi
adalah
kemampuan menambahkan dan memilih tindakan yang diberikan oleh guru
3. Artikulasi
adalah
kemampuan yang mengkoordinasikan tindakan-tindakan secara teratur dan tertib
4. Naturalisasi
adalah
kemampuan melakukan tindakan secara alami.
Masing-masing
tingkatan dalam ranah psikomotor memiliki kata kerja operasional yang berbeda,
yaitu:
- Menirukan : Mengaktifkan, Menyesuaikan, Menggabungkan, Melamar, Mengatur, Mengumpulkan, Menimbang, Memperkecil, Membangun, Mengubah, Membersihkan, Memposisikan, Mengonstruksi
- Memanipulasi : Mengoreksi, Mendemonstrasikan, Merancang, Memilah, Melatih, Memperbaiki, Mengidentifikasikan, Mengisi, Menempatkan, Membuat, Memanipulasi, Mereparasi, Mencampur
- Pengalamiahan : Mengalihkan, Menggantikan, Memutar, Mengirim, Memindahkan, Mendorong, Menarik, Memproduksi, Mencampur, Mengoperasikan, Mengemas, Membungkus
- Artikulasi : Mengalihkan, Mempertajam, Membentuk, Memadankan, Menggunakan, Memulai, Menyetir, Menjeniskan, Menempel, Menseketsa, Melonggarkan, Menimbang
j. BNSP (Badan Standar Nasional Pendidikan)
Salah satu upaya Pemerintah untuk melaksanakan
Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, maka
ditetapkan Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Dalam peraturan ini,
khususnya pada Bab II Pasal 2 ayai (1), dijelaskan bahwa terdapat delapan
standar nasional pendidikan (Zainal Arifin, 2011: 42-43), yaitu:
1.
Standar isi, adalah ruang lingkup materi
dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam criteria tentang kompetensi
tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh
peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
2.
Standar proses, adalah standar nasional
pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satuan
pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan.
3.
Standar kompetensi lulusan, adalah
kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
4.
Standar pendidik dan tenaga
kependidikan, adalah criteria pendidikan prajabatan dan kelayakan fisik maupun
mental, serta pendidikan dalam jabatan.
5.
Standar sarana dan prasarana, adalah
standar nasional yang berkaitan dengan criteria minimal tentang ruang belajar,
tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel
kerja, tempat bermain, tempat berekreasi dan berkreasi, serta sumber belajar
lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan
teknologi informasi dan komunikasi.
6.
Standar pengelolaan, adalah standar
nasional pendidikan yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan, kabupaten/kota,
provinsi atau nasional agar tercapai efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan
pendidikan.
7.
Standar pembiayaan, adalah standar yang
mengatur komponen dan besarnya biaya operasi satuan pendidikan yang berlaku
selama satu tahun.
8.
Standar penilaian pendidikan, adalah
standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan
instrument penilaian hasil belajar peserta didik.
k. Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik
Untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah,
pelaksanaan penilaian pendidikan dapat dilakukan oleh (Zainal Arifin, 2011: 44)
1.
Penilaian hasil belajar oleh pendidik,
yaitu tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor,
pamong belajar, widyaiswara, tutor,
instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya,
serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.
2.
Penilaian hasil belajar oleh satuan
pendidikan, yaitu kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan
pada jalur formal, non formal, dan informal pada pada setiap jenjang dan jenis
pendidikan.
3.
Penilaian hasil belajar oleh pemerintah,
yaitu Pemerintah pusat, dalam hal ini adalah Departemen Pendidikan Nasional.
Selanjutnya, untuk jenjang
pendidikan tinggi, penilaian hasil belajar dapat dilakukan oleh pendidik dan
satuan pendidikan tinggi.
l. Langkah-Langkah Pengembangan Penilaian
Teknis Tes
1.
Menetapkan tujuan pendidikan
Rencana
Pelaksanaan Pendidikan (RPP)
Satuan Pendidikan
Mata Pelajaran :
Kelas/ Semester :
Pertemuan ke- :
Alokasi Waktu :
STANDAR KOMPETENSI
KOMPETENSI DASAR
INDIKATOR (Kognitif, Afektif, Psikomotor)
I.
TUJUAN PEMBELAJARAN (kognitif, afektif,
psikomotor)
II.
MATERI AJAR
III.
METODE
IV.
LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Pertemuan pertama
A.
Kegiatan Awal (orientasi, apersepsi,
motivasi, pemberian acuan, mekanisme)
B.
Kegiatan Inti (eksplorasi, elaborasi,
konfirmasi)
C.
Kegiatan Akhir (rangkuman tes, arahan,
pemberian tugas)
Pertemuan kedua
Dst.
V. ALAT/
BAHAN/ SUMBER
VI.
PENILAIAN (jenis, bentuk; kisi-kisi,
soal, kunci; pedoman pengamatan)
2.
Mengidentifikasi kompetensi yang akan di
ukur
3.
Mengidentifikasi hasil belajar dan indicator-indikator
4.
Membuat table spesifikasi (kisi-kisi)
5.
Menulis alat evaluasi yang relevan
dengan kisi-kisi
m. Tujuan Penilaian
1.
Untuk memperbaiki kinerja atau proses
pembelajaran= formatif (ketepatan metode, media, dan pengelolaan kelas, dan
waktu, dll). Tes dilakukan selesai satu pokok bahasan.
2.
Untuk keberhasilan yang di capai siswa=
sumatif (nilai rapor, kenaikan kelas=> UTS, UAS)
3.
Untuk mengidentifikasi kesulitan siswa =
diagnosis (soal memiliki tingkat kesukaran yang tinggi)
4.
Untuk menempatkan siswa sesuai dengan
kemampuan = penembatan/ seleksi (materi yang luas dan komprehensif)
Tujuan penilaian (Nana
Sudjana, 2009:11)
1.
Mendeskripsikan kecakapan belajar para
siswa sehingga dapat diketahui kelebihan dan kekurangannya dalam berbagai
bidang studi atau mata pelajaran yang ditempuhnya.
2.
Mengetahui keberhasilan proses
pendidikan dan pengajaran di sekolah, yakni seberapa jauh keefektifannya dalam
mengubah tingkah laku para siswa kea rah tujuan pendidikan yang diharapkan.
3.
Menentukan tindak lanjut hasil penilaian,
yakni melakukan perbaikan dan penyempurnaan dalam hal program pendidikan dan
pengajaran serta strategi pelaksanaannya.
4.
Memberikan pertanggungjawaban
(accountability) dari pihaksekolah
kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
n. Menganalisis Dokumen / Mengidentifikasi
1.
Silabus (sudah berapa minggu, bulan)
2.
RPP (tujuan apa yang sudah dirumuskan
dalam kegiatan belajar)
3.
Program pembelajaran/ mingguan,
bulannan, atau semesteran (ruang lingkup materi pelajaran sampai kurun waktu
tertentu).
4.
Buku sumber (kedalaman, keleluasan
materi yang menjadi pokok penyusunan soal)
5.
Agenda mengajar guru (mengetahui materi
mana yang benar-benar sudah diajarkan di suatu kelas)
o. Mengembangkan Kisi-Kisi
Kisi-kisi soal yang baik harus harus memenuhi persyaratan tertentu,
antara lain: (1) representative, yaitu harus betul-betul mewakili isi kurikulum
sebagai sampel perilaku yang akan dinilai, (2) Komponen-komponennya harus
terurai/ terperinci, jelas, dan mudah dipahami, (3) Soalnya dapat dibuat sesuai
dengan indicator dan bentuk soal yang ditetapkan. (Zainal Arifin, 2011: 93)
Komponen Identitas:
1.
Jenis/ Jenjang Sekolah
2.
Mata Pelajaran
3.
Tingkat/ Kelas
4.
Semester
5.
Alokasi Waktu
6.
Jumlah Soal
7.
Standar Kompetensi
Komponen
Matrik
1.
Kompetensi yang ingin dicapai
2.
Indikator hasil belajar
3.
Tema/ pokok bahasan, sub pokok bahasan
4.
Pokok materi soal
5.
Bentuk soal
6.
Nomor soal
KISI-KISI
SOAL TES SUMATIF
Jenis
Sekolah :
Mata
Pelajaran:
Tingkat/
Kelas :
Semester :
Alokasi
Waktu:
Jumlah
Soal :
No
|
Kompetensi Dasar
|
Indikator
|
Materi Pokok
|
Teknik Tes
|
No Soal
|
|
PG
|
Uraian
|
|||||
|
|
|
|
|
|
|
p. Menulis Surat
- Aturan umum penulisan soal
a.
Menggunakan bahasa yang mudah dipahami
b.
Jangan mengutip langsung kalimat dalam
buku
c.
Bila berupa pandangan seseorang,sebutkan
pendapat siapa
d.
Soal tidak boleh memberi isyarat untuk
soal lain
e.
Hindarkan soal yang menanyakan hal-hal
sepele(harus hal penting)
f.
Hindari kebergantungan soal pada soal
lain
g.
Pokok soal harus dirumuskan secara jelas
dan tegas, tidak menimbulkan penafsiran ganda.
- Aturan menulis soal pilihan ganda
Materi
:
a.
Rumusan soal harus sesuai dengan
indikator
b.
Pengecoh harus berfungsi
c.
Setiap soal harus mempunyai satu jawaban
yang benar atau paling benar.
Konstruksi
:
a.
Pokok soal harus dirumuskan tegas dan
jelas
b.
Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban
harus merupakan pernyataan yang diperlukan
c.
Pokok soal jangan memberi petunjuk
kearah yang benar
d.
Pokok soal jangan mengandung pernyataan
yang bersifat negatif (kecuali dan tidak)
e.
Pilihan jawaban harus homogen dan logis
ditinjau dari materi
f.
Panjang rumusan pilihan harus relatif
sama
g.
Pilihan jawaban jangan mengandung
pertanyaan
h.
Pilihan jawaban yang berupa angka /
besar kecil angka
i.
Gambar,grafik,tabel harus jelas
fungsinya (terbaca)
j.
Butir soal jangan bergantung pada soal
sebelumnya.
Bahasa
:
a.
Setiap soal harus menggunakan kaidah
bahasa yang baik dan benar
b.
Bahasa yang digunakan harus komunikatif
sesuai dengan kemampuan siswa
c.
Jangan menggunakan bahasa yang berlaku
setempat
d.
Pilihan jawaban jangan mengulang kata
yang bukan merupakan satu kesatuan.
- Aturan penulisan soal uraian
a. Rumusan
butir soal mengacu pada indikator
b. Batasan
jawaban/ruang lingkup harus jelas
c. Harus
menggunakan kata tanya/perintah :
mengapa,uraian,jelaskan,bandingkan,buktikan,hitunglah,dll.
d. Hindari
pertanyaan apa,siapa,bila
e. Menggunakan
bahasa baku
f. Hindari
kata yang dapat ditafsirkan ganda
g. Buat
petunjuk y6ang jelas bagaimana soal itu dikerjakan
h. Buat
jawaban berbarengan dengan membuat soal
i.
Buat pedoman penskoran.
- Analisis rasional
- Uji coba
- Analisis empiris (daya pembeda,kesukaran,korelasi,validitas dan reabilitas)
- Revisi soal
- Perbanyakan instrumen
- Pelaksanaan tes (jumlah peserta,pengawasan,kondisi ruangan)
- Skoring
- Pemanfaatan hasil
q. Pengertian Teknik Tes
Dalam bahasa Perancis kuno, tes diartikan sebagai piring
untuk menyisihkan logam-logam mulia. Selain itu ada pula yang
mengartikan tes sebagai sebuah piring yang dibuat dari
tanah.
Berkaitan dengan pendidikan, Sudijono (2008,
67) mengartikan tes sebagai “cara atau prosedur yang ditempuh dalam rangka
pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan”, sedangkan
Erman (2003, 65) mengartikan tes sebagai “alat pengumpul informasi tentang
hasil belajar”.
Melalui tes dihasilkan suatu informasi
(biasanya berupa bilangan) yang dapat dipakai untuk
mengelompokkan, menilai atau keperluan tester lain berkaitan dengan
personaliti testi berdasarkan hasil tes tersebut.
Berkaitan dengan tes, dikenal istilah testing, tester,
dan testee. Testing diartikan sebagai suatu proses saat tes
dilaksanakan. Testing dapat juga
dikatakan saat pengambilan tes. Tester diartikan
sebagai orang yang menyelenggarakan tes. Testee dalam istilah
Indonesia dikenal sebagai ‘tercoba’ yaitu orang yang sedang
melaksanakan tes.
Bentuk-bentuk teknik tes antara lain:
1. Tes Bentuk
Uraian
Secara umum tes uraian merupakan tes
yang dilakuakan dengan cara mengajukan pertanyaan, dimana testee
dituntut menjawabnya dengan cara menguraikan, menjelaskan,
mendiskusikan, membandingkan, memberikan alasan dan bentuk lain yang sejenis
sesuai dengan tuntutan pertanyaan dengan menggunakan kata-kata sendiri. Dengan
demikian dalam tes ini dituntut kemampuan siswa dalam hal mengekplorasikan
gagasan melalui bahasa tulisan.
2. Tes Bentuk Pilihan Ganda
Dalam tes bentu
ini secara umum soal disajikan dalam dua bagian. Bagian pertama memuat pokok
soal yang berisi permasalahan yang akan ditanyakan. Bagian yang kedua memuat
pilihan/kemungkinan jawaban, bagian ini biasa dikenal dengan istilah option.
Pada bagian dua
(option) terdapat sejumlah pilihan, satu diantaranya merupakan jawaban yang
tepat dari soal yang disajikan pada bagian satu, sedangkan pilihan yang lainnya
merupakan pengecoh atau dikenal pula dengan istilah distractor.
Tes pilihan
gaanda dikelompokkan dalam lima macam, yaitu:(1) pilihan ganda biasa, (2)
hubungan antar hal, (3) analisis kasus, (4) pilihan ganda kompleks, (5) membaca
diagram.
3. Tes Pilihan Ganda Kompleks
Dalam tes
bentuk ini secara umum soal disajikan dalam dua bagian. Bagian pertama memuat
pokok soal yang berisi permasalahan yang akan ditanyakan. Bagian yang kedua
memuat pilihan/kemungkinan jawaban, bagian ini biasa dikenal dengan istilah
option.
Pada bagian dua
(option) terdapat sejumlah pilihan, satu diantaranya merupakan jawaban yang
tepat dari soal yang disajikan pada bagian satu, sedangkan pilihan yang lainnya
merupakan pengecoh atau dikenal pula dengan istilah distractor.
r. Pengertian Teknik Non Tes
a. Menurut
Jihad dan Haris (2009 : 69)
Penilaian
Non Tes adalah prosedur yang dilalui untuk memperoleh gambaran mengenai
karakteristik minat, sifat dan kepribadian.
b. Menurut
Sudijono (2009 : 90)
Tekhnik
Non Tes adalah evaluasi mengenai kemajuan, perkembangan keberhasilan siswa
tanpa menguji.
Bentuk-bentuk
Non Tes, antara lain:
a. Wawancara
Menurut
Sudjana (2010 : 114) adalah komunikasi langsung antara yang mewawancarai dengan
yang diwawancarai.
b. Observasi
1.
Menurut Sudjana (2010 : 114) adalah
pengamatan pada tingkah laku pada situasi tertentu.
2.
Menurut Jihad dan Haris (2009 : 69) adalah
alat penilaian yang mengisinya dilakukan oleh guru atas dasar pengamatan
terhadap perilaku siswa, baik secara perorangan maupun kelompok, di kelas
maupun di luar kelas.
c. Angket
Menurut
Jihad dan Haris (2009 :70) adalah alat penilaian yang menyajikan tugas-tugas
atau mengerjakan dengan cara tertulis.
d. Inventory
Menurut Sudjana (2010 : 70) adalah
daftar pertanyaan yang disertai alternative jawaban diantara setuju, kurang
setuju, dan tidak setuju.
e. Portofolio
Menurut Irham (2011 : 2) adalah
sebuah bidang ilmu yang khusus mengkaji tentang bagaimana cara yang dilakukan
oleh seorang investor untuk menurunkan resiko dalam berinventasi secara
seminimal mungkin, termasuk salah satunya dengan menganeragamkanresiko tersebut
f. Sosiometri
1.
Menurut Darwis (1979 : 310) adalah alat
penilaian yang digunakan untuk menilai kualitas penyesuaian diri seseorang.
2.
Menurut Zainal (2011 :170) adalah
sesuatu prosedur untuk merangkum,
menyusun dan sampai batas tertentu dapat mengkualifikasi pendapat peserta didik
tentang penerimaan teman sebayanya serta hubungan diantara mereka.
g. Study
Dokumentasi
Menurut Sudijono (2009 : 90)
adalah cara menghimpun keterangan (data) dengan melakukan pemeriksaan
dokumen-dokumen yang berkaitan dengan peserta didik dan pada saat tertentu
sangat diperlukan sebagai bahan pelengkap bagi pendidik dalam melakukan
evaluasi hasil belajar terhadap peserta didik.
h. Biografi
(Riwayat Hidup)
Menurut dr.Suharsini Arikunto (1997 : 28)
adalah gambaran tentang keadaan seseorang selama dalam masa hidupnya dengan
mempelajaririwayat hidup, maka subyek evaluasi akan dapat menarik suatu
kesimpulan tentang kepribadiannya kebiyasaan dan obyek yang dinilai.
i.
Analisis Hasil Karya
Menurut Abdul Majid (2011 :209) adalah menerapkan penilaian terhadap
keterampilan siswa dalam membuat suatu produk benda tertentu dan kualitas
produk tersebut.
j.
Unjuk Kerja
Menurut
Asep Jihad dan Abdul Haris (200 : 99) adalah merupakan penilaian berkelanjutan
yang dilandaskan pada kumpulan informasi yang menunjukan perkembangan kemampuan
peserta didik satu periode tertentu.
s. Langkah-langkah Penilaian Tes
Tes sebagai alat penilaian adalah
pertanyaan-pertanyaan yang diberikan
kepada siswa untuk mendapat jawaban dari siswa untuk mendapat jawaban dari
siswa dalam bentuk lisan, dalam bentuk tulisan, atau dalam bentuk perbuatan.
Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa,
terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan pengajaran sesuai
dengan tujuan pendidikan dan pengajaran.
Ada beberapa jenis teknik tes, yaitu:
1.
Pilihan ganda
Menurut Zaenal Arifin (2011: 143–144), langkah langkah
penilaian dalam menyusun soal bentuk pilihan ganda adalah:
a. Harus mengukur pada
kompetensi dasar dan indikator soal
b. Berilah petunjuk
mengerjakan soal dengan jelas
c. Jangan memasukkan
materi soal yang tidak relevan dengan apa yang sudah sudah dipelajari peserta
didik
d. Pernyataan pada
soal seharusnya merumuskan persoalan yanng jelas dan berarti
e. Pernyataan dan
pilihan hendaknya merupakan persatuan kalimat yang tidak terputus
f. Alternatif jawaban
harus berfungsi, homogen dan logis
g. Panjang pilihan
ganda pada suatu soal hendaknya lebih pendek dari pada itemnya
h. Usahakan agar
pertanyaan dan pilihan tidak mudah diasosiasikan
i. Alternatif
jawaban-jawban yang betul hendaknya jangan sistematis
j. Harus diyakini
benar bahwa hanya ada satu jawaban yang benar
2. Uraian
Zaenal Arifin (2011: 126) mengemukakan langkah langkah dalam menyusun soal berbentuk uraian adalah :
Zaenal Arifin (2011: 126) mengemukakan langkah langkah dalam menyusun soal berbentuk uraian adalah :
a. Materi yang akan
diajarkan hendaknya materi yang kurang cocok diukur dengan menggunakan bentuk
objektif, seperti: kemampuan peserta didik untuk menyusun pendapatnya mengenai
suatu masalah
Hasil pekerjaan anak didik disekolah setelah mengadakan kegiatan seperti peninjauan, kerja nyata, dsb. Perkembangan peserta didik dalam menggunakan bahasa asing. Kecakapan peserta didik dalam memecahkan masalah.
Hasil pekerjaan anak didik disekolah setelah mengadakan kegiatan seperti peninjauan, kerja nyata, dsb. Perkembangan peserta didik dalam menggunakan bahasa asing. Kecakapan peserta didik dalam memecahkan masalah.
b. Setiap pertanyaan
hendaknya “ menggunakan petunjuk” dan susunan yang jelas dan mudah dipahami
sehingga tidak menimbulkan kebimbangan pada peserta didik
c. Jangan memberi
kesempatan pada peserta untuk memilih beberapa soal dari sejumlah soal yang
diberikan sebab cara demikian tidak memungkinkan untuk memperoleh skor yang
dapat dibandingkan
d. Persoalan yang terkandung dalam tes bentuk uraian
hendaknya difokuskan pada hal hal seperti menelaah persoalan
3. Tes essay
Jihad dan Haris (2008:
75) mengemukakan petunjuk penyusuna tes essay, yaitu:
a.
Soalnya hendaknya disusun sedemikian
rupa sehingga terhadap kesepakatan atas jawaban yang benar tugas peserta test
jelas, tidak memiliki arti ganda
b.
Tujuan dari tiap atau bagian soal
hendaknya jelas, hal ini dapat dilihat pada table kisi-kisi
c.
Kataa-kata dan bahasa yang dipilih hendaknya
melahirkan pengertian yang sama/tepat dengan maksud soal, tidak meragukan, dan
tidak menggunakan istilah yang belum dipahami peserta tersebut
d.
Waktu dan energy yang diperlukan sudah
dipertimbangkan pada saat membuat periapan, jangan member soal terlalu banyak
atau terlalu luas
e.
Petunjuk tes sabaiknya dibuat secara
tertulis yang meliputi waktu yang diperlukan, skor tiap atau bagian soal
sehingga bobot soal diketahui, banyaknya soal diberitahukan
f.
Tidak boleh ada soal yang bersifat
pilihan
g.
Tes sebaiknya telah mendapatkan masukkan
dari rekan sejawat
t.
Langkah-langkah
Teknik Non Tes
1. Langkah
– langkah Penyusunan Observasi menurut Zaenal Arifin (2009:156-157)
a. Merumuskan
tujuan observasi.
b. Membuat
layout atau kisi – kisi observasi.
c. Menyusun
pedoman observasi.
d. Menyusun
aspek – aspek yang akan di observasi.
e. Melakukan
uji coba pedoman observasi untuk melihat kelemahan observasi.
f. Merefisi
pedoman observasi berdasarkan hasil uji coba.
g. Melaksanakan
observasi pada saat kegiatan berlangsung.
h. Mengolah
dan menafsirkan hasil observasi.
2. Langkah
– langkah penyusunan Angket menurut Zaenal Arifin (2011;167)
a. Menyusun
kisi – kisi angket.
b. Menyusun
pertanyaan – pertanyaan dan bentuk jawaban yang diinginkan berstruktur atau tak
bestruktur. Setiap pertanyaan dan jawaban harus menggambarkan atau mencerminkan
data yag diperlukan. Pertanyaan harus diurutkan, sehingga antara pertanyaan
yang satu dengan yang lain ada kesinambungan.
c. Membuat
pedoman atau petunjuk cara menjawab pertanyaan
sehingga memudahkan peserta didik
untuk menjawabnya.
d. Jika
angket sudah tersusun dengan baik, perlu melaksanakan uji coba di lapangan
sehingga dapat diketahui kelemahan – kelemahannya.
e. Angket
yang sudah diuji cobakan dan terdapat kelemahan perlu direvisi baik dilihat
dari bahasa , pertanyaan maupun jawaban.
f. Menggunakan
angket sesuai dengan banyaknya jumlah peserta didik.
3.
Langkah – langkah penyusunan Angket
menurut Pramunis
a. Menyusun
Tujuan.
b. Merumuskan
kegiatan.
c. Menyusun
kisi – kisi.
d. Menyusun
pedoman angket.
e. Menyusun
alat penilaian.
4.
Langkah – langkah Penyusunan Wawancara
menurut Zaenal Arifin (2011;158-159)
a. Merumuskan
tujuan wawancara.
b. Membuat
kisi – kisi atau layout pedoman wawancara
c. Menyusun
pertanyaan sesuai dengan data yang diperlukan dan dibentuk pertanyaan yang
diinginkan.
d. Melakukan
uji coba untuk melihat kelemahan – kelemahan pertanyaan yang disusun sehingga
dipertanyakan lagi
e. Melaksanakan
wawancara dalam situasi yang sebenarnya.
5.
Langkah – langkah Penyusunan Wawancara
menurut Pramunis
a. Merumuskan
tujuan.
b. Merumuskan
kegiatan atau aspek – aspek yang dinilai.
c. Menyusun
kisi – kisi.
d. Menyusun
pedoman wawancara.
e. Menyusun
lembar penilaian.
6.
Langkah – langkah Penilaian Hasil kerja
menurut Drs. Nana Sudjana (2000;85)
a. Tujuan
dilakukannya penilaian hasil kerja.
b. Merencanakan
dalam menilai hasil kerja siswa.
c. Pengelolaan
hasil kerja.
d. Penilaian
dan pencatatan hasil kerja siswa.
e. Membuat
hasil kerja siswa.
7.
Langkah – langkah penilaian hasil kerja
menurut Abdul Madjid (2011;200)
a. Mengidentifikasi
terhadap langkah – langkah penting yang diperlukan atau yang akan mempengaruhi
hasil akhir atau output yang terbaik.
b. Menuliskan
perilaku kemampuan – kemampuan spesifik yang penting dan diperlukan untuk
menyelesaikan tugas dan menghasilkan
hasil akhir atau output yang terbaik.
c. Membuatkriteria
– kriteria kemampuan yang akan diukur jangan terlalu banyak sehingga semua
kriteria tersebut dapat diobservasi selama siswa melakukan tugas.
d. Mengidentifikasi
kroteria kemampuan - kemampuan yanga akan diukur berdasarkan
kemampuan siswa yang harus didapat diamati/ karakteristik produk yang dihasilkan.
e. Urutkan
kriteria – kriteria kemampuan yanga akan diukur berdasarkan urutan yang dapat
diamati
f. Kalau
ada, periksa kembali dan bandingkan dengan kriteria – kriteria kemampuan yang
akan dibuat sebelumnya oleh orang lain dilapangan.
8.
Langkah – langkah penyusunan Portofolio
menurut Abdul Madjid
a. Menentukan
maksud dan fokus portofolio.
b. Memastikan
siswa mempunyai berkas fortofolio.
c. Siswa
mengumpulkan dan menyimpan dokumen dan hasil pekerjaan.
d. Menentukan
kriteria penilaian yang digunakan.
e. Mengharuskan
siswa menilai hasil pekerjaannya sendiri.
f. Menentukan
waktu dan menyelenggarakan pertemuan portofolio.
g. Melibatkan
orang tua dalam penyusunan portofolio.
9.
Langkah – langkah Studi dokumentasi
menurut Anas ( 2009;90)
1. Melakukan
persiapan pemeriksaan terhadap dokumen – dokumen.
2. Dalam
bentuk dokumen menbuat informasi tentang orang tua peserta didik.
3. Dalam
bentuk dokumen membuat informasi mengenai lingkungan non sosial , ruang
belajar,lingkungan sosial dan lain – lain.
10.
Langkah –langkah penyusunan sosiometri
menurut Zaenal Arifin (2011;170)
a. Memberikan
petunjuk atau pertanyaan seperti
tuliskan pada selembar kertas nama teman – temanmu yang paling baik.
b. Mengumpulkan
jawaban yang sebenarnya dan sejujurnya darisemua peserta didik
c. Jawaban
– jawaban tersebut dimasukan kedalam tabel.
d. Pilihan
– pilihan yang tertera dalam tabet digambarkan pada sebuah sosiogram.
11.
Langkah – langkah Unjuk kerja meurut
Abdul Madjid (2011;200)
a.
Mengidentifikasi langkah – langkah
penting yang diperlukan.
b.
Menentukan perilaku – perilaku kemampuan
spesifik yang diperlukan.
c.
Membentuk kriteria kemampuan – kemampuan
yang akan diukur terlalu banyak sehingga semua kriteria tersebut dapat
diobservasi selama siswa melaksanakan tugas.
d.
Megidentifikasi kriteria kemampuan –
kemampuan yang akan di ukur.
e.
Urutkan kriteria kemampuan yang harus
diamati.
f.
Periksa kembali dan bandingkan dengan
kriteria – kriteria kemampuan yang dibuat sebelumnya oleh orang lain di
lapangan.
12.
Langkah – langkah Autobiografi menurut
Wayan Nurkanca ( 323)
a. Guru
dapat menyuruh anak untuk menulis topik
b. Apabila
anak memiliki kepercayaan kepada guru maka anak akan menuliskan perasaan dan
problemnya.
c. Bahan
– bahan yang diperoleh merupakan bahan yang sangat bernilai dalam
melaksnakan bimbingan kepribadian.
u.
Penskoran
Tanpa Koreksi dan Ada Koreksi Jawaban
1. Penskoran
tanpa koreksi
Yaitu
penskoran dengan cara setiap butir soal yang telah dijawab benar mendapat nilai
1 (tergantung bobot butir soal), sehingga jumlah skor yang diperoleh peserta
didik adalah dengan mengitung banyaknya butir soal yang dijawab dengan benar.
|
|
2. Penskoran
ada koreksi jawaban
Yaitu
pemberian skor dengan memberikan pertimbangan pada butir soal yang dijawab
salah dan tidak dijawab.
|
|
|
|
B
= banyaknya benar
S
= banyaknya jawaban salah
P
= banyaknya pilihan jawaban tiap butir
N
= banyaknya butir soal
Butir
soal yang tidak dijawab diberi 0.
Contoh:
Pada
soal bentuk pilihan ganda terdiri dari 40 butir soal dengan 4 pilihan tiap
butir dan banyaknya 40 butir. Ati dapat menjawab benar 20 butir, menjawab salah
12 butir dan tidak menjawab 8 butir, maka skor yang diperoleh Ati adalah
v. Penskoran Soal Bentuk Uraian
Objektif Dan Uraian Objektif
1.
Penskoran Soal Bentuk Uraian Objektif
Pedoman
penskoran dalam soal bentuk uraian objektif adalah bagaimana langkah-langkah
mengerjakan dapat dimunculkan atau dikuasai oleh peserta didik dalam lembar
jawabannya.
Untuk
membuat pedoman penskoran, sebaiknya melihat rencana kegiatan pembelajaran
untuk mengidentifikasi indicator-indikator tersebut.
Contoh:
Indikator:
peserta didik dapat menghitung isi bangun ruang (balok) dan mengubah satuan
ukurannya.
Butir
Soal:
Sebuah
bak mandi berbentuk balok ukuran 150 cm, lebar 80 cm, dan tinggi 75 cm. berapa
literkah isi bak mandi tersebut?
(untuk
jawaban tuliskan langkah-langkahnya)
Pedoman penskoran uraian objektif
Langkah
|
Kunci Jawaban
|
Skor
|
1
|
Isi balok = panjang x
lebar x tinggi
|
1
|
2
|
= 150 cm x 80 cm x 75 cm
|
1
|
3
|
= 900 000 cm3
|
1
|
|
Isi bak mandi dalam
liter
|
|
4
|
900 000
|
1
|
|
1000
|
|
5
|
= 900 liter
|
1
|
|
Skor
maksimum
|
5
|
2. Penskoran
Soal Bentuk Uraian Non-Objektif
Prinsipnya sama
dengan objektif, yaitu menentukan indikator kompetensinya. Tidak harus sesuai
langkah-langkah.
Contoh:
Indikator: Peserta didik dapat
mendeskripsikan alas an Warga Negara Indonesia bangga menjadi bangsa Indonesia.
Butir soal: tuliskan alas an-alasan
yang membuat anda berbangga sebagai Bangsa Indonesia!
Pedoman penskoran:
Jawaban boleh bermacam-macam namun pada
pokok jawaban tadi dapat dikelompokkan sebagai berikut.
Contoh
Pedoman Penskoran
Kriteria
Jawaban
|
Rentang
Skor
|
·
Kebanggaan yang berkaitan dengan
kekayaan alam Indonesia
|
0
– 2
|
·
Keindahan tanah air
|
0
– 2
|
·
Kebanggaan keanekaragaman budaya,
suku, adat istiadat, tapi tetap bersatu
|
0
– 2
|
·
Kebangga
an keramah tamahan
|
0
– 2
|
PILIHAN GANDA
|
8
|
|
|
|
w. Teknik Pemberian Skor pada
Perangkat Tes
Bentuk uraian objectif
Langkah
– langkah mengerjakan soal uraian objectif
Contoh:
sebuah baka mandi berbentuk balok berukuran panjang 150 cm, lebar 80 cm, dan
tinggi 75 cm. Berapa liter isi dari bak mandi tersebut?( untuk menjawabnya
tuliskan langkah – langkahnya)
Langkah
|
Skor
|
1.
Isi balok = p x l x t
|
1
|
2.
= 150cm x 80 cm x 75cm
|
1
|
3.
= 900.000 cm3
|
1
|
4.
Isi balok baka mandi 900.000cm3 : 1000
|
1
|
5.
= 900
liter
|
1
|
Skor maksimum
|
5
|
Langkah
– langkah mengerjakan soal uraian non objectif ( menetukam indikator
kompetensinya)
Butir soal : tuliskan alasan –
alasanyang membuat anda bangga sebagai bangsa indonesia?
Pedoman penskoran :
Jawaban boleh bermacam – macam namun
pada pokok jawaban tadi dapat dikelompokan
sebagai berikut:
Kriteria
jawaban
|
Rentang
skor
|
1.
Kebanggaan yang berkaitan dengan kekayaan alam
Indonesia
|
0 – 2
|
2.
Kebanggaan yang berkaitan dengan keindahan tanah
air Indonesia
|
0 – 2
|
3.
Kebanggaan yang berkaitan dengan keanekaragaman
budaya, suku, adat, istiadat, tetapi tetap bersatu
|
0 – 2
|
4.
Kebanggaan yang berkaitan dengan keramahtamahan
masyarakat Indonesia
|
0 – 2
|
Skor
Maksimal
|
8
|
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan
dari isi makalah ini yaitu:
1. Materi
pengantar pembelajaran terdiri dari pengukuran, evaluasi, tes, tujuan
pendidikan, proses pendidikan, faktor pendidikan, ranah kognitif, ranah
afektif, ranah psikomotor, bsnp, penilaian hasil belajar peserta didik,
langkah-langkah pengembangan penilaian tes, tujuan penilaian, menganalisis
dokumen, mengembangkan kisi-kisi, dan menulis soal
2. Materi
perangkat evaluasi pembelajaran terdiri dari langkah-langkah teknik tes,
langkah-langkah teknik non tes, penskoran tanpa koreksi dan ada koreksi
jawaban, penskoran soal bentuk uraian objektif dan uraian objektif, dan teknik
pemberian skor pada perangkat tes.
DAFTAR PUSTAKA
Sudjana, Nana. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Slameto. (1988). Evaluasi
Pendidikan. Salatiga: Bumi Antariksa
Arikunto, S. (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: 2009
Haris, A. dan Jihad, A. (2010). Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Multi Press
Sudijono, A. 2008. Pengantar Evaluasi
Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
bagus bgt ni makalah..
BalasHapussangat membantu w yg sedang membutuhkan..
terimakasih yaa..
izin copas
okeee
Hapusbagus ,, izin referensi
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Hapusbagus sekali! boleh copas?
BalasHapus