Liana Arum Purwitasari

tanpa tanda jasa
SELAMAT DATANG DI BLOG LIANA ARUM PURWITASARI

Selasa, 24 Januari 2012


PRODUKSI, KONSUMSI, DAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
SERTA PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM
PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN
Produksi
setiap tindakan yang ditujukan untuk menciptakan atau menambah ‘nilai’ guna suatu barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia

Nilai barang dan jasa tersebut dibedakan menjadi :
Ø   Nilai penggunaan subjektif atau guna ialah kesanggupan barang jasa untuk memuaskan kebutuhan manusia.
Nilai penggunaan objektif yaitu arti yang diberikan seseorang kepada suatu barang atau jasa tertentu untuk memuaskan kebutuhannya.

Untuk menciptakan dan atau menambah nilai guna suatu barang dapat ditempuh melalui :
    1. kegunaan bentuk/ form utility.
    2. kegunaan tempat/ place utility.
    3. kegunaan waktu/time utility.
    4. kegunaan jasa/ service utility.

Barang-barang yang dihasilkan dalam suatu proses produksi dibedakan:
Ø  Barang konsumsi, yakni barang-barang yang langsung dapat memuaskan pemakai (konsumen)
Ø  Barang produksi, yakni barang-barang yang sengaja diproduksi untuk proses produksi selanjutnya atau untuk menghasilkan barang-barang lain

       Faktor Produksi
  1. Land (Sumber Daya Alam)
  2. Capital (Modal)
  3. Labour (Tenaga Kerja) digolongkan:
                - Tenaga kerja terdidik (skilled labour),
                - Tenaga kerja terlatih (trained labour),
                - Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih (unskilled labour)
4.   Entrepreneurial ability (kewirausahaan)

Fungsi Produksi
merupakan suatu fungsi atau persamaan yang menunjukkan sifat perkaitan antara faktor-faktor produksi dengan tingkat produksi yang diciptakan.

Rumus fungsi produksi :
Q = f (L, C, R, S)
atau
Q = f (x1, x2, x3 …, xn)
Keterangan :
Q = tingkat produksi yang dihasilkan (output)
L = tenaga kerja
C = jumlah modal
R = kekayaan alam
S = kewirausahaan
Q = Jumlah output yang dihasilkan
x1, x2, x3 …, xn = Faktor-faktor produksi (input) yang digunakan

Konsumsi
tindakan pemenuhan kebutuhan atau tindakan menghabiskan dan atau mengurangi nilai guna suatu barang atau jasa

       Jenis kebutuhan manusia:
       Kebutuhan biologis untuk hidup,
       Kebutuhan yang timbul dari budaya peradaban dan kebudayaan manusia itu sendiri,
       Kebutuhan lain yang khas menurut masing-masing perorangan.

       Perilaku Konsumen
Ø  Pendapatan konsumen tetap
Ø  Barang-barang pemuas kebutuhan adanya terbatas
Ø  Konsumen dengan pendapatan terbatas menghadapi suatu kenyataan bahwa harga barang-barang tidak pada titik nol
Ø  Setiap orang mengetahui preferensi kebutuhannya dengan baik
Ø  Konsumen dapat berperilaku rasional dalam melakukan konsumsinya
Ø  Selera konsumen tetap

Perilaku konsumen sejalan dengan hukum permintaan yang berbunyi: Bila harga suatu barang naik maka jumlah barang yang diminta konsumen terhadap barang tersebut akan turun, sebaliknya bila harga barang tersebut turun maka jumlah barang yang diminta akan naik.

Dalam mempelajari perilaku konsumen dapat dilakukan melalui
  1. Pendekatan marginal utility (pendekatan cardinal), Ada dua konsep nilai guna :
                                -  Nilai guna total
                                -  Nilai guna marginal
b.  Pendekatan indifference curve (pendekatan ordinal)

Ekonomi Kerakyatan
a.Latar Belakang Lahirnya Konsep Ekonomi Kerakyatan
          Teori pertumbuhan berpandangan, investasi termasuk penggunaan teknologi modern akan menghasilkan pertumbuhan ekonomi sehingga terjadi penyerapan tenaga kerja atas dasar upah.
          Konsep ekonomi kerakyatan dilakukan sebagai strategi membangun kesejahteraan dengan lebih memberdayakan masyarakat.

Ekonomi Kerakyatan dan Pemberdayaan
Pemberdayaan masyarakat menurut Kartasasmita memiliki dua arah yakni
          1. Melepaskan belenggu kemiskinan dan keterbelakangan
          2. Memperkuat posisi lapisan masyarakat dalam struktur kekuasaan.

Ekonomi Kerakyatan Sebagai Manifestasi Pembangunan yang Berpusat pada Rakyat
3 Dasar yang melandasi konsep pembangunan yang berpusat pada rakyat:
1. Memusatkan pemikiran dan tindakan  kebijaksanaan pemerintah pada  penciptaan keadaan-keadaan yang                 mendorong dan mendukung usaha-usaha  rakyat untuk memenuhi kebutuhan  mereka sendiri dan memecahkan masalah  mereka sendiri pada tingkat individu,  keluarga, dan komunitas
2. Mengembangkan struktur dan proses organisasi yang berfungsi menurut kaidah-kaidah sistem yang swa-organisasi
3. Mengembangkan sistem-sistem produksi konsumsi yang diorganisasi secara territorial yang berlandaskan pada kaidah-kaidah pemilikan dan pengendalian modal.

Ekonomi Kerakyatan dan Doktrin Ekonomi Indonesia
Dokrin ekonomi Indonesia muncul dari falsafah Pancasila yang merupakan subsistem dari UUD 1945.
Pasal utama bertumpunya doktrin ekonomi Indonesia adalah pasal 33 UUD 1945, dengan kelengkapannya pasal 27 ayat 2 dan pasal 34. Pasal-pasal itu bila dikaitkan dengan kerangka kerja ekonomi kerakyatan jelas mempunyai hubungan yang sangat erat.


Macam sumber daya alam dan energy
Ø  sumber daya alam hayati (baik nabati, yaitu pertanian dan kehutanan maupun hewani , yaitu peternakan dan perikanan),
Ø  sumber daya alam air,
Ø  sumber daya energy (diluar air dan minyak/gas bumi ) dan
Ø  sumber daya alam nonhayati (baik mineral, yaitu mineral patra: minyak bumi dan dan gas bumi maupun yang mineral lain, yaitu logam ferrous dan nonferrous serta nonlogam)


kebijaksanaan suber daya alam dan energi yang bertanggung  jawab haruslah memenuhi persyaratan
       Menjamin kontinuitas produksi serta lingkungan yang baik di waktu yang akan datang
       Mengandung pedoman, rangsangan serta tindakan yang bertalian dengan pemanfaatan sumber daya alam dan energi dan mampu menggerakkan ekonomi ke arah konsumsi yang efisien, terus menerus dan selalu meningkat
       Tidak mengakibatkan pengrusakan lingkungan fisik sehingga tidak dapat dipulihkan
       Tidak menimbulkan resiko besar pada generasi yang akan datang
       Perlu didasarkan pada kenyataan bahwa Negara didunia itu saling tergantung, sehingga kebijaksanaan tersebut perlu dikaitkan dengan kesejahteraan bagi seluruh dunia.

FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN TERSEDIANYA SUMBER DAYA ALAM DAN ENERGI DI WAKTU YANG AKAN DATANG
  1. Faktor teknologik,
  2. faktor permintaan dan gaya hidup,
  3. faktor  kelembagaan dan pemerataan.

PEDOMAN BAGI KEBIJAKSANAAN SUMBER DAYA ALAM DAN ENERGI YANG BERTANGGUNG JAWAB
       Perlu dihindari tindakan yang berakibat sistem SDA dan energi yang dapat diperbaharui tak dapat dipulihkan kedalam keadaan semula.
       Perlu dihindari tindakan-tindakan yang berakibat kondisi lingkungan alam sekitar tak dapat dikembalikan seperti semula.
       Perlu dihindari tindakan-tindakan yang berakibat kondisi lingkungan dunia tidak dapat dikembalikan seperti semula.
       Sedapat mungkin mendasarkan kegiatan ekonomi pada pasar bebas, ditunjang sistem perpajakan dan penagihan penghasilan yang baik.
       Perlu adanya rencana pengelolaan SDA dan energi yang baik.
       Perlu menunjang usaha-usaha penelitian dan pengembangan teknologi serta masyarakat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar