Liana Arum Purwitasari

tanpa tanda jasa
SELAMAT DATANG DI BLOG LIANA ARUM PURWITASARI

Jumat, 20 Januari 2012

PESERTA DIDIK DALAM PENDIDIKAN ISLAM


PESERTA DIDIK DALAM PENDIDIKAN ISLAM
       Dalam istilah tasawuf, peserta didik seringkali disebut dengan “murid” atau thalib.
       Murid
      etimologi yaitu orang yang menghendaki
      Terminologi yaitu pencari hakikat dibawah bimbingan dan arahan seorang pembimbing spiritual
       Thalib
      Bahasa yaitu orang yang mencari
      Istilah tasawuf yaitu penempuh jalan spiritual, dimana ia berusaha keras menempuh dirinya untuk mencapai derajat sufi.
       PARADIGMA PESERTA DIDIK DALAM PENDIDIKAN ISLAM
       Hal yang perlu dipahami tentang karakteristik peserta didik.
  1. Peserta didik bukan miniatur orang dewasa
  2. Peserta didik  memiliki kebutuhan dan menuntut untuk pemenuhan kebutuhan itu semaksimal mungkin
  3. Peserta didik memiliki perbedaan antara individu satu dengan individu lain
  4. Peserta didik dipandang sebagai suatu kesatuan sistem manusia
  5. Peserta didik merupakan subjek dan objek sekaligus dalam pendidikan uang dimungkinkan aktif, kreatif, dan produktif
  6. Peserta didik mengikuti periode-periode perkembangan tertent dan mempunyai pola perkembangan serta tempo dan iramanya.

       Peserta didik  memiliki kebutuhan dan menuntut untuk pemenuhan kebutuhan itu semaksimal mungkin
       Kebutuhan individu menurut Abraham Maslow
      Kebutuhan-kebutuhan taraf dasar (basic needs)
      Metakebutuhan-metakebutuhan eta needs)

       Dalam psikologi perkembangan, periodisasi manusia dibagi menjadi lima tahap
       Tahap asuhan (0-2 tahun)
       Tahap pendidikan jasmani dan pelatihan pancaindra (2-12 tahun)
       Tahap pembentukan watak dan pendidikan agama (12-20 tahun)
       Tahap kematangan (20-30 tahun)
       Tahap kebijaksanaan (30-meninggal)

       Sifat-sifat dan kode etik peserta didik dalam pendidikan Islam
       Al-Ghazali
       Ibnu Jama’ah
       Ali bin Abi Thalib
       Al-Ghazali, dikutip oleh Fatiyah Hasan Sulaiman
  1. Belajar dengan niat ibadah dalam rangka taqqarub kepada Allah SWT
  2. Mengurangi kecenderungan pada duniawi dibandingkan masalah ukhrawi (QS. Adh-Dhuha: 4)
  3. Bersikap tawadlu’ (rendah hati)
  4. Menjaga pikiran dan pertentangan yang timbul dari berbagai aliran
  5. Mempelajari ilmu-ilmu yang terpuji (mahmudah)
  6. Belajar dengan bertahap dan berjenjang
  7. Belajar ilmu sampai tuntas
  8. Mengenal nilai-nilai ilmiah
  9. Memprioritaskan ilmu diniyah
  10. Mengenal nilai-nilai pragmatis bagi suatu ilmu pengetahuan
  11. Peserta didik harus tunduk pada nasehat pendidik

       Ibnu Jama’ah, dikutip oleh Abd al-Amir Syams al Din
  1. Terkait dengan diri sendiri
  2. Terkait dengan pendidik
  3. Terkait dengan pendidik

       Ali bin Abi Thalib memberikan syarat bagi peserta didik dengan enam macam
  1. Memiliki kecerdasan (dzaka)
  2. Memiliki hasrat (hirsh)
  3. Bersabar dan tabah (istibar)
  4. Mempunyai seperangkat modal dan sarana (bulghah)
  5. Adanya petunjuk pendidik (irsyad ustadz)
  6. Masa yang panjang (thuwl al-zaman)

       Jenis-jenis kecerdasan
       Kecerdasan intelektual
       Kecerdasan emosional
       Kecerdasan moral
       Kecerdasan spiritual
       Kecerdasan qalibiyah atau ruhaniyah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar